Sabtu, 23 April 2011

Kennedy Tulis Memo Rahasia UFO untuk CIA?

Jum'at, 22 April 2011, 15:52 WIB
Elin Yunita Kristanti
John F Kennedy Sesaat Sebelum Ditembak di Dallas Texas (wikimedia)
BERITA TERKAIT
 
VIVAnews - Cerita yang mengombinasikan pembunuhan Presiden Amerika Serikat, John F Kennedy dengan UFO adalah 'tambang emas' bagi para penganut teori konspirasi. Tapi, itulah yang diklaim penulis, William Lester.
Dalam risetnya, ia mengklaim menemukan memo yang ditulis Kennedy untuk CIA. Sang Presiden minta informasi rahasia soal UFO.

Dalam memo yang tak pernah terungkap sebelumnya, tertera tanggal 12 November 1963. Isinya, Kennedy memerintahkan direktur CIA untuk memberinya data-data soal UFO, dan menjelaskan padanya, hal-hal yang dirahasiakan. Sepuluh hari kemudian, 22 November 1963, JFK tewas tertembak.

Dokumen itu menambah amunisi bagi misteri seputar tewasnya Kennedy. Namun pertanyaan paling penting: apakah dokumen itu asli?

Lester, peneliti dunia paranormal dan penulis buku "A Celebration of Freedom: JFK and the New Frontier" mengaku ia mendapatkan memo itu, dan dua launnya dari CIA di bawah UU Kebebasan Informasi.

"Pemerintah secara reguler membuka dokumen setelah jangka waktu tertentu, Anda bisa meminta dokumen-dokumen itu," kata Lester seperti dimuat Space.com, 21 April 2011. Ia mengaku mendapatkan memo tersebut tahun 2006 atau 2007 lalu.

Lester mengklaim, temuan yang ia dapat adalah benang merah keyakinan penganut teori konspirasi bahwa, CIA membunuh Kennedy untuk mencegahnya menguak tabir UFO. "Jika Kennedy tahu soal isu kini dari NASA atau CIA, siapa yang bisa menjamin, dia tak akan mengungkapkannya ke publik?" kata dia.

Lester mengatakan, diduga Kennedy tertarik soal UFO karena tiga hal: Ia khawatir Uni Soviet (musuh saat itu) menganggap UFO sebagai pesawat AS yang melakukan aksi provokasi. Kedua, mungkin dia tertarik soal penjelajahan luar angkasa, dan yang ketiga, sang Presiden khawatir makin banyaknya penampakan UFO.

Namun, klaim Lester diragukan. Seorang teknisi di museum JFK di Boston mengaku, tak bisa menemukan kopi karbon memo itu di arsip kepresidenan -- yang menyimpan semua kopi surat Kennedy. "Kami melakukan riset ke dalam arsip Presiden untuk mencoba menemukan bukti surat 12 November 1963 kepada Direktur CIA, John McCone," kata teknisi tersebut. Namun, tak ada.

Selain itu, formatnya tak sama dengan memo rahasia yang ditulis Kennedy selama masa pemerintahannya. (umi)
• VIVAnews

Tim Indonesia ke Kontes Peneliti Muda Dunia

Jum'at, 22 April 2011, 19:55 WIB
Indra Darmawan
Model replika Candi Borobudur dengan latar para peserta ICYS (Hokky Situngkir)
BERITA TERKAIT

VIVAnews - 12 Putra-putri dari berbagai daerah yang memperkuat tim Indonesia bertolak ke Moskow Rusia hari ini, untuk bertarung di International Conference of Young Scientists (ICYS).
ICYS adalah ajang kompetisi tahunan tingkat dunia bagi para peneliti belia yang berada di jenjang pendidikan tingkat SMP/SMA. Biasanya ajang ini diikuti oleh para peserta dari Eropa, Amerika, dan Asia.
"Mereka berangkat siang ini dari Bandara Soekarno-Hatta, setelah menjalani pematangan selama empat hari di Jakarta," ujar Rolan Mauludy Dahlan, salah satu pelatih tim ICYS, kepada VIVAnews, Jumat 22 April 2011.
12 Peneliti muda itu antara lain adalah Luthfi Mu'awan (SMAN 1 Purwarejo), Christa, Christy Hong (SMA St Laurensia Tangerang),  Arief Ridho Kusuma (SMAN 1 Samarinda), Ganang Albryansyah (SMPN 1 Bontang), Michael Sunarto, Fialdy (SMP Chandra Kusuma Medan), Luh Laksmi Dharayanti Satria (SMAN 1 Singaraja), Reza Abdurahman (SMA Taruna Nusantara), Ninda (SMA Yogyakarta), Jessica Lo (SMAK Cita Hati Surabaya).
Mereka akan berkompetisi pada empat bidang kajian, yakni bidang Fisika, Ilmu Komputer, Ekologi, dan Matematika.
Jessica Lo, misalnya akan mempresentasikan risetnya tentang optimisasi Biodegradabel Plastics dari daun pisang. Sementara Ganang Alryansyah akan menggadang penelitian sistem operasi komputer bernama MandauOS.
Arief Ridho Kusuma akan mempresentasikan hukum fisika dalam dimensi fraktal. Sementara Reza Abdurahman dengan penelitiannya tentang rekonstruksi komputasional arsitektur Candi Borobudur.
Tim ini diberangkatkan oleh Surya Institute, lembaga yang dibentuk oleh Yohanes Surya.  "Target tim kali ini sama dengan sebelumnya, yakni juara umum," ujar Rolan.
Tim Indonesia memang telah mendominasi ajang ini pada 2009 dan 2010. Sejak dua tahun terakhir tim Indonesia menjadi juara umum ketika ajang ini digelar di Pszczyna Polandia dan di Bali tahun lalu. (umi)

• VIVAnews

Es Mencair di Kutub, Tinggi Air Laut Naik

Sains & Teknologi
Es Mencair di Kutub, Tinggi Air Laut Naik
Jumlah es yang meleleh setiap tahunnya mencapai 92 kilometer kubik.
Sabtu, 23 April 2011, 10:50 WIB
Muhammad Chandrataruna
Beruang kutub di atas bongkahan es yang mencair (heatingoil.com)
BERITA TERKAIT
 
VIVAnews - Meleburnya gletser dan gunung es di kepulauan Artik, bagian utara Kanada, memiliki pengaruh terbesar pada kenaikan permukaan laut di Bumi. Demikian studi terbaru para peneliti di University of Michigan, Kamis 21 April 2011.

Dalam kurun waktu 2004 hingga 2009, kurang lebih 30.000 salju dan es yang menutupi pulau-pulau di Kanada utara meleleh menjadi 363 kilometer kubik air, setara tiga perempat isi Danau Erie, danau terbesar ke-13 di dunia.

Dalam studi yang dilakukan selama enam tahun itu, diketahui bahwa pada tiga tahun pertama, salju atau es yang meleleh sekitar 29 kilometer kubik per tahun secara rata-rata. Sedangkan tiga tahun berikutnya, jumlahnya meningkat hingga 92 kilometer kubik per tahun secara rata-rata.

Sepanjang enam tahun penuh, berdasarkan perhitungan peneliti, melelehnya salju dan es di Kutub Utara menambah tinggi air laut di permukaan Bumi sebesar 1 milimeter.

"Daerah ini (Artika atau Kutub Utara) adalah daerah yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya akan berkontribusi bagi kenaikan permukaan laut," kata Alex Gardner, kepala penelitian dari University of Michigan.

"Sekarang kita menyadari bahwa di luar Antartika atau Kutub Selatan dan Greenland ada wilayah yang juga memberikan kontribusi besar sepanjang tahun 2007 sampai 2009. Daerah ini sangat sensitif. Jika suhu terus meningkat, kita akan melihat bagian es yang besar akan meleleh," jelas dia.

Memang 99 persen wilayah es di Bumi ini berasal dari Antartika dan Greenland. Ukurannya yang besar membuat kedua wilayah tersebut cukup awet. Saat ini, masih tersisa setengah dari seluruh daratan yang dilapisi es  sangat tebal. (eh)
• VIVAnews

Studi: Jelaga Percepat Es di Arktika Meleleh

Studi: Jelaga Percepat Es di Arktika Meleleh
Jelaga itu diduga menyerap panas lebih banyak sehingga membuat es di Arktika meleleh.
Sabtu, 23 April 2011, 12:36 WIB
Muhammad Chandrataruna
Ilustrasi: Beruang Kutub (Corbis)
BERITA TERKAIT
 
VIVAnews - Sebuah tim peneliti internasional berlabuh ke pulau es dan daratan salju di Kutub Utara atau dikenal dengan Arktika. Mereka mencari jelaga. Meski Arktika tampak sebagai gurun putih yang sangat luas, ilmuwan yakin akan adanya lapisan tipis jelaga walaupun sebagian besar tidak terlihat. Jelaga itu diduga menyerap panas lebih banyak sehingga membuat es di Arktika meleleh.

Jelaga atau sulang merupakan butiran arang yang halus dan lunak yang muncul akibat adanya asap hitam. Disinyalir jelaga ini berasal dari polutan seperti asap pabrik, emisi pesawat terbang, hutan yang terbakar, penggunaan kompor kayu atau batu bara, dan mesin kendaraan bermotor yang digunakan manusia.

Memang lapisan tipis jelaga bukan satu-satunya indikator penyebab es artika meleleh. Naiknya temperatur di permukaan Bumi akibat bocornya lapisan ozon, gletser pegunungan es, dan tingginya tingkat polusi dunia juga mempercepat lajunya lapisan es di Arktika, Antartika, dan Greenland mencair. Namun, menurut peneliti, dampak pemanasan global ini akan dirasakan penghuni Bumi dalam jangka panjang.

"Arktika merupakan pendingin udara di planet ini," kata Patricia Quinn, salah satu peserta penelitian dari National Oceanic and Atmospheric Administration, seperti dikutip VIVAnews dari AP, Sabtu 23 April 2011.

Dalam beberapa tahun terakhir, Arktika mencatat kehangatan lebih cepat ketimbang daerah lain. "Implikasi pemanasan di Arktika tidak hanya beruang kutub, tetapi untuk seluruh isi planet," ujar Quinn sambil menunjuk ke luar.

Meminimalisir penggunaan karbon dioksida dan gas rumah kaca adalah tulang punggung dari seluruh upaya untuk memerangi pemanasan, termasuk secara global maupun daerah Kutub. Namun, penelitian menunjukkan bahwa pengurangan konsentrasi polutan berumur pendek, seperti jelaga, akan mengurangi laju pemanasan terutama di Kutub Utara dalam jangka panjang lantaran mengendap di atmosfer. "Ini semua tinggal menunggu waktu," pungkas Quinn.

Gumpalan awan hitam dari gletser Eyjafjallajokull di IslandiaMeleburnya gletser dan gunung es di kepulauan Artik, bagian utara Kanada, memiliki pengaruh terbesar pada kenaikan permukaan laut di Bumi. Demikian studi terbaru para peneliti di University of Michigan, Kamis 21 April 2011.

Dalam kurun waktu 2004 hingga 2009, kurang lebih 30.000 salju dan es yang menutupi pulau-pulau di Kanada utara meleleh menjadi 363 kilometer kubik air, setara tiga perempat isi Danau Erie, danau terbesar ke-13 di dunia.

"Daerah ini (Artika atau Kutub Utara) adalah daerah yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya akan berkontribusi bagi kenaikan permukaan laut," kata Alex Gardner, kepala penelitian dari University of Michigan.

"Sekarang kita menyadari bahwa di luar Antartika atau Kutub Selatan dan Greenland ada wilayah yang juga memberikan kontribusi besar sepanjang tahun 2007 sampai 2009. Daerah ini sangat sensitif. Jika suhu terus meningkat, kita akan melihat bagian es yang besar akan meleleh," katanya. (sj)
• VIVAnews